blog counter






  • Asongan Kebab : Suze Marie
  • Tukang Jagung Brondong : Ida
  • Juru Sobek Karcis : Yuli Bean
  • Centeng : Sitorus
  • Petugas Kebersihan : Mina





  • Bioskop Ferina
  • Bioskop Panas!
  • Bioskop Reygreena




  • Blogger

    FinalSense

    Amazon

    Yahoo

    Ebay



  • Loket 1 : Antie
  • Loket 2 : Jody
  • Loket 3 : Kobo
  • Loket 4 : Perca
  • Loket 5 : Qyu
  • Loket 6 : Tanzil
  • Calo Tiket





  • RAYYA CAHAYA DI ATAS CAHAYA (2012)

    MAMA CAKE (2012)

    THE AMAZING SPIDER-MAN (2012) Marc Webb  A...

    LEWAT DJAM MALAM (1954)

    SANG PENARI

    SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN (2012)

    SOEGIJA (2012)

    DI TIMUR MATAHARI (2012)

    Emak Ingin Naik Haji

    Inkheart





    Juni 2007 Juli 2007 Agustus 2007 September 2007 Oktober 2007 November 2007 Desember 2007 Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Mei 2008 Juni 2008 Juli 2008 Agustus 2008 September 2008 Oktober 2008 Desember 2008 Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April 2009 Mei 2009 Juni 2009 November 2009 Juni 2012 Juli 2012 September 2012







    Minggu, 08 Juli 2012

    THE AMAZING SPIDER-MAN (2012)
    Marc Webb 

    Appetizer

    Akhirnya, kesampaian juga nonton 3D di bioskop IMAX di Gandaria City bersama teman-teman dari Grup Cinemags, gerombolan–bukan saja pecinta, tetapi juga–penggila film. Wah, memang sedap sekali nonton film di layar cekung gede berukuran 20 x 11 meter itu. Semakin mantabs (pake “b” dan “s” untuk efek bangeeet) dengan dukungan sistem suara yang canggih, sehingga seolah-olah kursi kita ikut bergetar setiap ada scene ledakan. Jika disuruh memilih antara IMAX dan Premiere, jelas saya akan pilih yang pertama. Tempat duduknya pun nyaman dengan perbedaan tinggi rendah yang ekstrem antara setiap deret kursi, sehingga tidak akan terjadi tuh kita nonton kepala orang yang duduk di depan kita.  (Dooooh, iklan banget, yak? IMAX mesti bayar gue, nih :D)

    Main Course

    Saya suka filmnya, paduan drama, aksi, dan fantasi yang harmonis. Benar-benar menghibur dan bisa dinikmati semua usia. Mungkin buat kau yang lebih suka action akan merasa agak kurang sabar menantikan adegan-adegan perkelahiannya, karena sampai nyaris separuh film cerita masih berkutat pada dramanya. Tak heran kalau ada yang sampai ketiduran. (Tapi saya nggak, loh.)

    Saya belum pernah membaca komik Spider-Man, jadi tidak tahu apakah ceritanya setia atau berkhianat pada komiknya itu. Saya cuma bisa membandingkannya dengan film Spider-Man versi sebelumnya yang dibintangi Tobey Maguire. Meski inti kisahnya sama, namun tokoh penjahatnya berbeda (syukurnya berbeda. Coba kalau sama, bisa jadi akan kurang menarik). Dan, belum ada yang  menggantikan romantisme scene Spiderman kissing di Spider-Man (2002). Di TAS ini Peter Parker alias Spider-Man (Andrew Garfield) tidak berpacaran dengan Mary Jane, tetapi dengan Gwen Stacy (Emma Stone). Adegan ciumannya kurang heboh :P

    Seperti halnya pada serial Batman dan James Bond, yang paling saya tunggu setiap menonton serial Spiderman terbaru adalah sajian animasi dan musuh-musuhnya, selain pemeran utamanya. Untunglah, bagi saya animasi dan efek visual The Amazing Spider-Man ini cukup keren dan memanjakan fantasi kanak-kanak saya. Saya jadi membayangkan seorang keponakan saya yang berumur 5 tahun yang sangat mengidolakan superhero ini. Entah sudah berapa ratus kali dia menonton filmnya. Dan herannya, setiap kali menonton dia masih saja terlihat tegang di bagian-bagian perkelahiannya, terutama ketika pahlawannya sedang terpojok dan hampir kalah. Dia pasti akan semakin tergila-gila pada si manusia laba-laba ini setelah nonton TAS, walaupun akting para pemainnya tidak ada yang menonjol (tentu saja, buat keponakan saya perkara akting ini tidak penting :D).

    Dessert

    Foto-foto bersama teman-teman sehabis nonton menjadi hidangan penutup sekaligus perekam peristiwa. Jika kemudian berlanjut dengan makan siang bersama, itu adalah bonus yang menyenangkan. Apalagi kalau makan siangnya gratis, semakin sedap saja nobarnya. Mau deh sering-sering nobar :P