blog counter






  • Asongan Kebab : Suze Marie
  • Tukang Jagung Brondong : Ida
  • Juru Sobek Karcis : Yuli Bean
  • Centeng : Sitorus
  • Petugas Kebersihan : Mina





  • Bioskop Ferina
  • Bioskop Panas!
  • Bioskop Reygreena




  • Blogger

    FinalSense

    Amazon

    Yahoo

    Ebay



  • Loket 1 : Antie
  • Loket 2 : Jody
  • Loket 3 : Kobo
  • Loket 4 : Perca
  • Loket 5 : Qyu
  • Loket 6 : Tanzil
  • Calo Tiket





  • RAYYA CAHAYA DI ATAS CAHAYA (2012)

    MAMA CAKE (2012)

    THE AMAZING SPIDER-MAN (2012) Marc Webb  A...

    LEWAT DJAM MALAM (1954)

    SANG PENARI

    SNOW WHITE AND THE HUNTSMAN (2012)

    SOEGIJA (2012)

    DI TIMUR MATAHARI (2012)

    Emak Ingin Naik Haji

    Inkheart





    Juni 2007 Juli 2007 Agustus 2007 September 2007 Oktober 2007 November 2007 Desember 2007 Januari 2008 Februari 2008 Maret 2008 April 2008 Mei 2008 Juni 2008 Juli 2008 Agustus 2008 September 2008 Oktober 2008 Desember 2008 Januari 2009 Februari 2009 Maret 2009 April 2009 Mei 2009 Juni 2009 November 2009 Juni 2012 Juli 2012 September 2012







    Kamis, 21 Agustus 2008
    Stardust

    Sutradara: Matthew Vaughn
    Skenario: Jane Goldman & Matthew Vaughn
    Pemain: Claire Danes, Charlie Cox, Michelle Pfieffer, Robert De Niro, dll.
    Masa putar: 127 menit
    Tahun: 2007


    Terus terang, saya menonton film ini dengan sedikit apriori bahwa pasti deh film fantasi nggak jauh-jauh dari pameran efek visual, dongeng, dan cerita hitam putih tentang si baik yang mengalahkan si jahat. Kalau saja tak ada proyek nonton bareng Kubugil and friends, mungkin saya tidak akan pernah tertarik menonton film ini. Saya bukan penggemar film-film fantasi. Apalagi saya juga belum membaca buku karya Neil Gaiman ini. Biasanya sih saya mendahulukan membaca bukunya sebelum menyaksikan filmnya.

    Saya tahu di film ini saya akan menyaksikan pameran efek visual seperti lazim terdapat dalam film-film fantasi. Saya juga sudah mengira bahwa saya akan mendapati banyak adegan sihir dan pertarungan. Tetapi bahwa ternyata filmnya sungguh keren, itu benar-benar di luar dugaan saya.

    Awalnya saya masih menontonnya setengah hati. Saya benar-benar menonton begitu saja tanpa terlebih dulu memperhatikan para pemainnya. Padahal biasanya siapa yang main itu kerap menjadi pertimbangan utama saya dalam menonton film. Jadi saya pantas terkejut saat tiba-tiba aktris gaek yang masih saja cantik dan seksi, Michelle Pfeiffer, muncul di layar sebagai penyihir yang mendamba memiliki kecantikan abadi (Lamia). Oh, barulah setelah itu saya melotot seraya menegakkan tubuh saya yang tadinya menyender malas di sofa.

    Kehadiran Michelle bukan saja berhasil mencuri perhatian saya namun juga membuat saya jadi membaca deretan pemain yang tercantum di sampul DVD-nya (bajakan dong hehehe). Oh..oh...kiranya ada juga Robert De Niro (Kapten Shakespeare) dan Claire Danes (Yvaine) serta oh..Peter O'Toole (King). Maka, kini perhatian saya bukan cuma tercuri tetapi telah terebut sepenuhnya.

    Saya tidak akan mengisahkan ringkasan filmnya supaya tidak mengurangi keasyikan Anda menonton nanti. Tetapi percayalah, Anda akan mendapatkan hiburan yang sebenarnya dengan menonton film ini.
    Dua jempol untuk efek visual dan make up-nya yang telah sukses menyulap Michelle menjadi nenek berumur 4 abad. Soal aktingnya, ya tentu tidak perlu disangsikan lagi. Michelle memang keren.

    Yang juga tak kalah keren pastilah bintang favorit saya: Robert De Niro. Ia sukses memerankan tokoh Kapten Shakespeare yang gay (Salah satu dialognya: "Ingat Nak, reputasi itu dibangun sepanjang hidupmu, tetapi hanya butuh 1 detik untuk meruntuhkannya").

    Adegan paling keren adalah saat kapal perompak Kapten Shakespeare berhasil mendarat mulus di atas permukaan laut setelah mengarungi angkasa raya. Adegan tersebut terlihat demikian riil. Yah, seharusnya sih gak perlu heran secara Hollywood gitu loh. Apa sih yang ga bisa dilakukan pabrik film itu?

    Ceritanya sendiri sih gak istimewa. Biasa deh layaknya dongeng fantasi dengan sisipan pesan moral tentang pentingnya menjadi orang baik. Ya saya rasa hanya tinggal dongeng-dongeng itu saja yang masih meyakini bahwa pada akhirnya kebaikan akan menang melawan kejahatan.

    Sudahlah, pokoknya nggak rugi deh nonton "Stardust". Buat yang belum nonton, tontonlah. Buat yang ingin nonton, selamat menonton. Buat yang sudah nonton, sepakat kan dengan saya bahwa film ini memang keren?


    oleh : Endah Sulwesi